Minggu, 27 Mei 2012

Pesawatku Terbang ke Bulan

pesawatku

Om Em dan Dea hobi sekali nyanyi-nyanyi. Hampir setiap main bareng, kami punya soundtrack yang tercetus begitu aja, tapi selalu relevan sama keadaan. Setelah sama-sama resign dari kerjaan, lagu kami Menghapus Jejakmu-nya Peter Pan. Setelah ngalamin saat-saat yang nggak nyenengin, kami saling support dengan Kisah yang Indah-nya Monita. Waktu jalan-jalan di Ragunan, soundtrack kami Sahabat Setia-nya Andien. Bahkan di Bandung yang taksinya namanya Gemah Ripah, kami punya soundtrack untuk manggil taksi: “Gemah Ripah mari, hei, hei, hei, hei … hei taksiiii ….”

Gara-gara ngebantu Om Em bikin mixtape untuk seseorang, soundtrack terkini kami adalah salah satu lagu di mixtape itu, Pesawatku-nya Memes. Meskipun kedengeran girang dan main-main kayak lagu anak-anak, ada cerita tentang melepaskan dan keikhlasan di sana. Coba deh peratiin liriknya:

Biar kurakit pesawatku
Rentangkan pelan dua sayapnya
Nyalakan sumbunya hingga terpercik api menari
Lepaskan pengaitnya relakan pergi ke arah bulan


Tak perlu kau rindu menyinggungnya
Perlahan lupakan kepergiannya
Tunggulah kerling lampunya disaat bulan purnama tiba
Pertanda dia telah bertemu dengan peri kecilnya di bulan

Reff:
Pesawatku terbang ke bulan
Pesawatku terbang ke bulan

 

Dea nyoba nyanyi sambil mainin lagu itu di piano. Ternyata emang jadi liris banget, Temen-temen. “Rentangkan pelan dua sayapnya” seperti metafor kelapangan hati. “Lepaskan pengaitnya relakan pergi ke arah bulan” seperti metafor keikhlasan itu sendiri. Pesawat itu sesuatu yang dirakit sendiri sama si aku lirik, tapi akhirnya dia sendiri juga yang harus ngelepasin kepergiannya … for good … 

Hari itu Om Em dan Dea naek kereta sambil nyanyi-nyanyi lagu Pesawatku. Seru, deh.

Pada suatu masa, Dea pernah ngelepasin sebuah pesawat terbang ke bulan. Perjalanan naik kereta ke Depok sore-sore secara spesifik ngingetin Dea sama saat-saat itu.

***

mixtape Om Em yang judulnya “19 Things I Sing About You” bisa diunduh di mari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar