Hari Minggu kemaren Dea nge-tweet dengan tagar growoldwithyou. Itu cerita tentang pasangan suami-istri lanjut usia yang romantiiis banget. Kalau penasaran, buat yang nggak nge-follow @salamatahari atau ke-skip baca, bisa ngikutin ceritanya di sini. Dea sendiri emang kepengen nulis #growoldwithyou di blog karena bertutur di tweet kan terbatas =)
Sambil baca ceritanya, dengerin lagu ini deh. Cerita ini harus ada sontreknya soalnya … hehehe …
Pulang dari Jakarta, dari pool travel Dea nunggu mama sambil minum di Es Teler 77, Borma. Pas Dea lagi duduk, dateng pasangan suami-istri lanjut usia. Mereka nggak gandeng-gandengan, nggak peluk-pelukan, tapi ketika ngeliat mereka jalan bersisian, hati Dea tau kalo mereka pasangan yang romantis.
“Kamu mau pesen apa?” suaminya nanya ke istrinya.
“Es teler aja.”
“Udah?”
“Udah.”
Nggak ada kata-kata cinta. Nada suara mereka juga biasa aja. Tapi dari cara mereka bicara satu sama lain, Dea tau mereka pasangan yang romantis. Dea nggak bisa nahan senyum ngeliat mereka berdua.
Bapak-Ibu itu duduk persis di sebelah Dea. Dea ngamatin dan – tanpa bermaksud nguping, suer – ngedengerin mereka ngobrol. Nggak ada gombal-gombalan. Mereka ngobrol tentang belanjaan mereka dan hal-hal sehari-hari. Mereka duduk hadep-hadepan sambil makan es teler. Nggak ada yang berlebihan. Tapi menurut Dea itu romantis. Akhirnya Dea nggak tahan untuk nggak sok akrab. Dengan spontan Dea langsung komentar:
“Ibu, Bapak, aku seneng banget, deh, liat Ibu sama Bapak. Sampai umur segini masih mesra …”
Bapak-Ibu itu pertamanya tampak shock karena ketibatibaan Dea. Tapi mereka cepet berubah hangat dan akhirnya senyum nanggepin komentar Dea.
“Kita nggak ada temen lagi. Di rumah tinggal berdua, jadi ya udah kayak temen aja,” kata Si Bapak.
“Iya, anak-anak udah nikah semua. Udah ada yang di luar negeri juga,” tambah Si Ibu.
Akhirnya Dea jadi ngobrol sama mereka berdua. Ternyata mereka tinggal di Tubagus Ismail dan lagi jalan-jalan sambil belanja ke daerah Setiabudi. Mereka udah nikah puluhan taun dan pacaran dari … SMP.
“Dari SMP, Pak? Dulu cinta monyet dong,” kata Dea.
“Iya. Cinta monyet itu perlu juga untuk ngelatih keberanian dan kenekadan kita,” kata Si Bapak sambil ngelirik Si Ibu. Si Ibu nanggepin dengan senyum.
Ternyata Bapak itu anak rantau. Dari remaja dia udah ngekos di Bandung. Waktu Ibu SMP, dia udah SMA. Umur mereka selisih dua taun. Nah. Rumah Si Ibu deket sama kos-kosan dia. PDKT-lah dia dengan penuh percaya diri. Lucu deh denger ceritanya =)
Cinta bertumbuh bersama mereka. Dari cinta monyet, berubah jadi cinta yang lebih dewasa, dan kesalingleburan yang natural satu sama lain. Dea yakin itu yang bikin mereka tampak romantis sekali meskipun tanpa fancy things to show. Ketika udah lebur, mereka nggak perlu tali apa-apa lagi untuk saling mengikat. Mereka bukan dua warna yang dimatching-in, tapi udah jadi satu komposisi warna. Jawaban Si Bapak pas Dea tanya rahasia kelanggengan pernikahan mereka kayak gini:
“Saya butuh dia, dia butuh saya. Saya dan dia selalu memelihara rasa saling membutuhkan itu …”
Dea senyum ngedengernya. Gimanapun, pernikahan terdiri atas dua orang. Lebur adalah berbagi ruang. Bukan yang satu menguasai yang lain. Bukan yang satu harus menanggung yang lainnya. Lebur itu seperti dua tangan yang saling bergenggaman dan berbagi hangat.
Si Mama nyampe di Borma dan heran karena tau-tau Dea punya temen baru. Dea pamit ke Ibu sama Bapak itu setelah sebelumnya sempet motret ini:
“The life has given us by nature is short, but the memory of well-spent life is eternal”
-Marcus Tullius Cicero-
Dea nggak motret Ibu sama Bapak itu. Menurut Dea, cerita mereka harus jadi template sepanjang masa untuk siapa aja. Mungkin untuk kamu dan pasangan kamu. Untuk orangtua kamu. Untuk temen-temen dan saudara kamu. Bahkan doa untuk kamu-kamu yang masih belum punya pasangan idup.
Ketika kita percaya sama hal-hal baik, hal-hal baik juga mempercayakan kebaikannya kepada kita.
Temen-temen, ayo pegang tangan Dea. Sama-sama kita berkata:
Di setiap jaman, kasih selalu punya harapan ^_^
ih seneng ya mbaca tulisan ini. terharu. :))
BalasHapusLiat bapak-ibu itunya yang bikin seneng dan terharu, Dan =)
BalasHapus