Ini hadiahnya. Keren kan?
Sepulang dari Inggris, wajah Unyil tampak bingung dan lelah. Ucrit dan Usro -- sahabatnya sejak kecil -- yang menjemputnya di bandara ikut-ikutan bingung.
"Kenapa, Nyil? Apa yang terjadi? Kamu jetlag, ya?" tanya Ucrit
"Kalau sekadar jetlag, sih ... biasa ..." sahut Unyil. Langkahnya limbung.
"Terus kenapa? Apa kamu melihat hantu?" gantian Usro yang bertanya.
"Kalau sekadar hantu, sih ... biasa ..." tanggap Unyil
"Lalu ...?" tanya Ucrit dan Usro hampir bersamaan.
Tiba-tiba Unyil membelalak dramatis.
"Teman-teman ..." ditatapnya Usro dan Ucrit berganti-gantian. "Aku bertemu ... Batu Elizabeth!"
"Nyil! Ratu!" koreksi Usro
"Bukan, Sro, BATU Elizabeth," Unyil menekankan.
Sebentar kemudian Ucrit dan Usro sudah menggiring Unyil ke tempat duduk terdekat. Mereka ingin mendengarkan cerita Unyil secara lebih lengkap. Mereka mengkhawatirkan kesehatan mental Unyil. Jika dibiarkan, bisa-bisa Unyil menjadi penerus Orang Gila yang paling hits di Desa Sukamaju. Ketika kecil, Usro, Ucrit, Unyil, dan anak-anak lain di Desa Sukamaju selalu ketakutan jika Orang Gila yang entah siapa namanya itu tiba-tiba muncul seperti iklan pop up di internet.
"Coba cerita, Nyil. Pelan-pelan. Bagaimana kamu bisa sampai bertemu dengan BATU Elizabeth," Ucrit menekankan sambil melirik Usro.
"Kalian ingat ... nenek sihir di hutan lindung? Itu, tuh, nenek sihir yang sering diceritakan Bu Bariah. Yang bisa berubah jadi muda dan cantik setiap bulan purnama ..."
"Nyil!! Kamu tambah ngawur, deh!" Usro men-smash kata-kata Unyil dengan prihatin.
"Dengar dulu ceritaku, Sro!" tangkis Unyil. "Kalian tahu nggak kalau nenek sihir itu adalah..." Unyil sengaja membuat kalimatnya menggantung. Usro dan Ucrit menatap Unyil dengan perasaan campur aduk. Khawatir, tegang, kesal, sekaligus ...penasaran juga, sih. "Adalah apa, Nyil?" desak Usro dan Ucrit.
"Adalah ... ibu kandung dari Ratu Elizabeth!"
"Ahhhh ... Unyil," Usro dan Ucrit berseru bersamaan.
"Kamu sakit, Nyil. Mungkin Unyil lelah," Ucrit memijat-mijat bahu Unyil.
"Enggak, Crit," Unyil menepis lengan Ucrit, "Aku kaget sekali waktu nenek sihir itu -- dalam wujud perempuan cantik-cantik mistis -- muncul di jendela hotelku saat bulan purnama. Ia memaksaku menemaninya menemui Ratu Elizabeth. Aku bilang ... aku kan nggak kenal. Tapi dia teruuus memaksa sampai akhirnya ..." kembali Unyil menggantung kalimatnya.
"Apa?!" tanya Ucrit dan Usro lagi.
"Aku mau. Ya sudah. Begitu saja."
Usro dan Ucrit saling berpandangan. Kezel.
"Di istana, penyihir itu menjelaskan pada Ratu Elizabeth bahwa ia adalah ibu kandung Ratu Elizabeth. Ratu Elizabeth yang sedang istirahat kaget setengah mati. Dia pun tidak paham Bahasa Indonesia. Maka terjadi kekacauan. Para pengawal datang untuk membawa sang penyihir keluar dari istana. Perseteruan terjadi. Tegang. Sengit. Mengerikan seperti di cerita-cerita Bu Bariah. Sampai akhirnya si penyihir melepaskan kutukan itu:
Elizabeth! Kau anak durhaka! Kau lahir dari rahimku di hutan lindung. Kini kau tak mengakui aku. Maka ... kamu akan kukutuk menjadi batu. Batu Elizabeth ... hihihi .... hihihi ..."
Unyil tiba-tiba terlarut dalam dramanya. Seperti kerasukan, ia menirukan tawa nenek sihir. Usro dan Ucrit merinding. Hampir yakin kalau sahabat mereka sudah tidak waras lagi. Ketika Usro dan Ucrit masih mencoba berpijak, petir tahu-tahu menyambar. Bulan di atas bandara tiba-tiba pecah. Bertaburan ke bumi. Menjadi batu.
Batu Elisambar.
Sekian.
Sampai di sini dulu, Teman-teman, Merdeka!
|
Peserta CS Writers Club Bandung |
CS Writers Club Bandung hari itu bertepatan dengan ulang tahun ke-6 www.salamatahari.com. Selain dapet set origami ada juga hadiah menyenangkan dari Mojo. Makasih, ya, Mojo. Senang deh :D
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar